Aku dan Cipete (Part 1)


Aku dan Cipete
(Part 1)

Mungkin sebagian orang mengenal Cipete sebagai kawasan di Selatan Jakarta yang banyak cafe dan restaurantnya yang instagramable. "Pas" untukdijadiin tempat makan cantik bagi para sosialita.

Tapi bagi orang yang pernah lahir, tinggal, besar atau hidup di Cipete, Cipete bukan sekadar tempat nongkrong-nongkrong saja.
Yang pertama kali di otaknya bukanlah Toodz House, Twin house, dua coffe, tuku atau pun tempat kopi susu lainnya yang sekarang sedang naik daun.

Tapi mungkin malah Pagi Sore, Abuba Steak, Sambara, atau pun seven eleven yang sekarang sudah tutup dan tergantikan oleh Maxx coffe.
Ya, memang rumah makan keluarga tersebut bisa dibilang sudah kalah pamor dengan cafe-cafe yang menomorsatukan design interiornya dibanding makanan yang disajikannya.

Karena memang habit masyarakat sekarang ini datang bukan hanya sekadar makan guna menghilangkan rasa laparnya. 
Namun untuk bercengkrama bersama teman-teman dan tidak lupa untuk mengabadikan momen tersebut kemudian menguploadnya di social media.

Sedangkan yang ada di otak saya ketika mendengar nama Cipete adalah:
1. Yapen (Yapenka / Yasasan Pendidikan Kita)
(of course)
Di sini lah selama 6 tahun saya menuntut ilmu, terlalu banyak kenangan di sini. itu lah mengapa saya selalu rindu dengan Cipete. Mungkin akan ada tulisan part tersendiri tentang Yapenka.

2. 68 (of course)
Setelah melanjutkan pendidikan dasar,  saya sekolah di SMP Negeri 68 Jakarta.
Hampir semua anak yang SD-nya di Yapenka pasti ingin sekolah di 68, walaupun letaknya sangat amat berdekatan dengan Yapenka, hal tersebut tidak membuat kami bosan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah yang tadinya besrstatus RSBI ini (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasiomal)

3. Selanjutnya adalah TK Negeri Cipete, ya walaupun saya bukan di sana TK-nya,
namun karena setiap hari ketika istirahat kedua selalu bermain dan makan di sana,
Taman kanak-kanak ini mempunyai memori indah tersendiri di otak saya. 

Banyak penjual makanan dan minuman di jual di depan TK negeri Cipete yang mana bagian belakang SD Yapenka.
Bakso gepeng Bang Selamet! Beberapa waktu lalu ketika menghadiri pemakaman guru lukis SD saya (Alm. Kak Ebo) Saya bertemu dengan Bang Selamet, ternyata beliau tidak banyak berubah. Saya juga bertemu dengan teman-teman SD saya beserta guru-gurunya. Benar-benar tidak terasa bahwa sudah sewindu lebih saya lulus dari sana.

Selain bakso gepeng Bang Selamet, ada juga penjual mainan satu-satunya yang bernama Bang Ian. Bang Ian ini selalu up to date banget loh guys. Setiap ada mainan baru yang lagi happening, pasti Bang Ian jual.

4. Sevel (Seven eleven/ 711)
Memang sekarang sevel sudah tutup di Indonesia, namun sevel akan selalu berada dalam ingatan saya. 

Pada tahun 2009, saat hari pertama sevel dibuka, bahkan saya dan teman-teman SD saya hadir ke sana, untuk mencoba slurpeenya. hahaha untungnya hanya berjarak sekitar 100 m dari SD saya, jadi dipastikan tidak akan terlambat untuk masuk ke kelas.
dan sampai ketika saya SMP, setiap istirahat kedua atau pulang sekolah pasti ke sevel, ntah hanya untuk duduk nongkrong bersama teman-teman, atau untuk menghabiskan waktu sebelum ekskul di mulai.

5. Lawson, ketika lawson dibangun, pesona seven eleven memang berkurang. karena harga makanan dan minuman di lawson lebih murah dibandingkan di sevel. selain itu juga di lawson menyajikan makanan dari negeri bunga sakura. Ya memang lawson dari Jepang.
Saat jam pulang sekolah, lawson selalu dipenuhi oleh anak sekolah. Ya karena memang terdapat 3 sekolah di daerah Cipete. Yapenka, Al Ikhlas, dan SMP 68. Saya pun masih bingung mengapa 3 sekolah tersebut dibangun letaknya sangat amat dekat. benar-benar di jalan yang sama sehingga saat jam masuk dan pulang sekolah, Cipete 3 selalu macet.

Saat ini, Cipete sudah banyak berubah.
Kita akan banyak menemui toko kopi susu yang banyak memenuhi explore instagram kita.

Selain itu, tenda-tenda pecel lele dan pecel ayam pinggir jalan Cipete juga tidak kalah rame dengan restaurant-restaurant instagramable lainnya.

Kalau kamu suka seafood, pasti kamu tahu atau pernah ke Kerang Kiloan Cipete, di sana kamu tidak perlu khawatir untuk menikmati semua jenis kerang yang disajikan. Kamu bisa melahap semuanya karena harga di Kerang Kiloan Cipete tergolong murah. hanya 40-60.000 perkilonya Bukan hanya kerang saja, namun Kerang Kiloan Cipete juga menawarkan lobster dan kepiting dengan harga yang sangat bersahabat, yaitu sekitar 70-120ribu setiap dua kilonya. yap, dua kilo loh bukan sekilo, tinggal dibagi dua saja kalau kamu cuma mau beli sekilo.

Banyak hal yang terlintas di otak saya ketika mendengar  "Cipete"
Bagi kalian yang orang Cipete pasti pernah duduk santai menikmati sore di Taman Gajah.
Ketika saya SD, taman yang mempunyai patung gajah ini bukan sekadar takan tempat bersantai saja, namun merupakan tempat olahraga juga.

Ya walaupun pada saat ini sudah tidak ada lagi orang yang berolahraga di Taman Gajah dikarenakan sekarang sudah tidak terawat lagi, fasilitasnya sudah rusak. Ketika saya SMP, Club Taekwondo SMP saya suka mengadakan latihan di sana, selain itu guru SD saya sering mengajak anak muridnya olahraga di sini, refreshing agar tidak bosan di sekolah. Bukan hanya Taman Gajah saja, terkadang kita olahraga di Komplek BDN. Yap, lari muterin komplek sebelum bermain kasti. Masa kecil yang menyenangkan.

Selain itu, ada satu hal yang tidak boleh kita lupakan jasa-jasanya. Karena saat ini, ketika sudah ada ojek online, mungkin  sudah banyak orang yang meninggalkan bahkan melupakannya. Supir angkot dan angkotnya! Yap. Angkot jurusan S11 Pasar Minggu - Lebak bulus ini menjadi angkot pertama saya. Waktu kelas 6 SD, saya pernah berangkat ke sekolah naik angkot.

Tidak sendirian, ditemani dengan teman saya.Waktu itu hari sabtu, lagi PM (Pendalaman Materi) jadi tidak diantar sama Bang Ciang (supir anter jemput SD saya)
Jadi waktu SD, ada mobil antar jemput dari sekolah, dan kita para basis Cilandak- Terogong, nama supirnya Bang Ciang. Beliau baik sekali kita suka manggilnya "Bang Cieng". Sebelum Bang Ciang, namanya Pak Meydi. Ada yang bilang Pak Meydi sudah meninggal dunia, saya dan teman-teman saya kurang tahu pasti, namun tiba-tiba suara Pak Meydi terlintas di telinga dan di otak saya.

Sebenarnya rumah saya dekat dengan SD saya, hanya berjarak 2 km saja. Namun, setiap harinya pasti tiba di rumah pukul 3, atau 4 sore karena macet dan harus muter-muter dulu, nganterin anak-anak yang lain dan rumah saya, ketiga terakhir (Ya ga sih? hahaha sedikit lupa)
(banyak rindunya)

Ya, 
"Rindu"
1 kata yang sangat tepat untuk Cipete
Memang rumah saya bukan di Cipete, namun saya banyak menghabiskan waktu saya di sana. 9 tahun bukan waktu yang sebentar, terlalu banyak kenangan indah di sana, dan setiap saya melewatinya, kenangan itu selalu muncul.

Menunggu angkot aja menjadi hal yang mengasyikan pada saat itu, karena ketika kita menunggu angkot di depan sekolah, banyak teman-teman lainnya yang lalu lalang dihadapan kita, dan pastinya tegur sapa terjadi. Bukan hanya itu saja, kakak kelas dan adik kelas yang jarang kita temui di sekolah pasti akan lewat di tempat kita menunggu angkot. Biasanya saya menunggu angkot S11 di sebrang Taman Gajah, depan AW atau depan Caktris. Yap Caktris! Tempat makan pecel ayam dan pecel lele yang selalu cepat habis ayamnya (pasti). Sambalnya enak, ayamnya juga enak. Sudah lama saya tidak ke sana, terakhir makan di sana kelas akhir tahun 2015. Sudah lama sekali ya hahaha, saya tidak tahu sekarang caktris seramai tahun-tahun 2009-2013 atau tidak. Ah! Jadi ingin makan caktris:(
Baik, mari kita balik lagi ke angkot.  

Angkutan Kota atau angkot menjadi transportasi umum idola para anak sekolah saat itu. Biayanya yang murah serta jumlahnya yang banyak berkeliaran di jalanan membuat angkot menjadi idola bukan hanya bagi anak sekolah namun juga ibu-ibu, bapak-bapak bahkan kakek-kakek dan nenek-nenek naik angkot. 

Tapi kalau kalian ingin tahu, kehidupan perangkotan itu keras loh gengs, banyak sekali terjadi kasus pemerkosaan atau pun pembunuhan di angkot. Makanya untuk para wanita khususnya, harus selalu waspada ya, dan jangan duduk di pojok kalau bisa, duduk di dekat pintu saja, namun jangan sambil main hp karena rawan di jambret dari luar. Pokoknya harus selalu menjaga diri serta barang bawaan anda (udah kaya di transjakarta hahaha)

Ngomong-ngomong soal angkot, pada tahun 2011, saya pernah kecelakaan "disenggol angkot" judulnya. Hahaha jadi pas saya turun dari angkot di sebrang Total Buah Segar, Fatmawati (yang sekarang sudah tidak bisa menyebrang lagi dikarenakan dibangun MRT) ketika saya mau menyebrang jalan, tiba-tiba angkotnya mundur dan menabrak saya, lalu saya mental ke jalan raya. Iya saya terbang, benar-benar terasa kalau terbang dan saya juga sadar saya kalau saya di tabrak angkot, ketika melayang, saya ditabrak lagi sama mobil yang sedang melaju kencang, kemudian saya melayang lagi, ke arah tempat awal saya turun dari angkot. Syukurnya saya masih selamat. 

Setelah kejadian itu saya jadi takut sedikit takut naik angkot. Ini kejadiannya pada hari Jumat, hari terakhir saya UAS semester 1 di kelas 8. Oh ya pas itu habis dari rumah teman, sebelumnya makan caktris dulu😂 hahaha sangat berkaitan yaa caktris dan angkot. lol


Baik teman-teman, saya rasa segitu dulu tulisannya.
Akan ada "Aku dan Cipete" Part 2






Comments

Popular posts from this blog

Kain Songket

Cerita Tentang Kacamata

Apa itu Jurnalisme Investigasi?