Indeks Harga dan Inflasi

Ini tugas ekonomi kelas 11.

Sekalian deh ya ini contoh bagaimana membuat makalah yang benar hehe jadi ada kata pengantar, daftar isi sama penutupnya juga. harusnya ada covernya dulu sebelum daftar isi ya.
Tapi pas di copy paste jadi berantakan bgt gitu apalagi kalo buka di hp. daftar isinya... beh ancwur.  pas aku cek kebawah-bawah banyak yg berantakan dan jadi ga rapi paragrafnya.

jadi bukanya via web ya gengs


Kata Pengantar
          Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas Ekonomi kelas 11 semester 2. Penulis ucapkan terimakasih kepada bapak Tri Wahono selaku guru Ekonomi kelas 11 MIA 4 yang telah membimbing penulis dengan sabar serta telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
     Dalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangannya baik dalam teknis penulisan atau materi pembelajaran. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Bapak Tri Wahono dan para pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan pembahasan pokok tentang indeks harga dan inflasi.
     Dengan selesainya makalah ini, pembaca diharapkan mampu memahami tentang indeks harga dan inflasi sebagai salah satu bagian dari laju pertumbuhan ekonomi. Pembaca juga diharapkan mampu mengambil nilai-nilai ekonomi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan bahan pembelajaran yang mudah dimengerti dan dipahami bagi para pembaca.


Jakarta, Januari 2015
Rifayusya
Rifa Yusya Adilah



Daftar Isi
Judul........................................................................................................ i
Kata pengantar........................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
    1.1  Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
     1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2
     1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
     1.4 Landasan Teori............................................................................. 2
     1.5 Peta Konsep ................................................................................ 3

BAB 2.PEMBAHASAN
          2.1 Indeks Harga
          2.1.1 Pengertian Indeks Harga...................................................... 4
          2.1.2 Penyusunan Angka Indeks................................................... 4
          2.1.3 Jenis-jenis Indeks Harga...................................................... 7
          2.1.4 Ciri-Ciri Indeks Harga........................................................... 8
          2.1.5 Tujuan Perhitungan Indeks Harga........................................ 8
          2.1.6 Metode penghitungan Indeks Harga.................................... 9

     2.2 Inflasi
          2.2.1 Pengertian Inflasi.................................................................11
          2.2.2  Penyebab Inflasi................................................................ 11
          2.2.3 Jenis-Jenis Inflasi............................................................... 11
          2.2.4 Teori Inflasi......................................................................... 13
2.2.5 Efek Yang ditimbulkan dari Inflasi.....................................  14
2.2.6 Dampak Inflasi................................................................... 15
2.2.7 Cara-cara Mengatasi Inflasi..............................................  16
2.2.8 Metode Perhitungan Inflasi................................................ 17
2.3 Istilah Masalah Perekonomian................................................... 17

BAB 3 PENUTUP
          3.1 Kesimpulan........................................................................... 19
          3.2 Saran.................................................................................... 19
Daftar Pustaka................................................................................... 20


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
     Suatu perekonomian selalu mengalami kemajuan dan kemundurun dari waktu ke waktu.Disuatu saat produksi meningkat, tetapi disaat lain menurun.Begitu pula dengan keuntungan perusahaan, harga barang, biaya hidup dan  pendapatan nasional. Untuk melakukan perbandingan antara variabel yang sama dalam dua waktu yang berbeda diperlukan sebuah angka indeks. Melalui angka indeks kita dapat mengetahui maju mundurnya suatu usaha atau kegiatan, naik turunnya pendapatan dan naik turunnya harga.

     Indeks harga adalah angka yang di harapkan dapat di pakai untuk menunjukkan perubahan mengenai harga-harga,baik harga untuk semacam maupun beberapa macam barang dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan.Indeks harga sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak, baik perusahaan, pemerintah, maupun akademisi sehingga Indeks harga  memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian, seperti sebagai petunjuk kondisi perekonomian secara umum atau digunakan sebagai pedoman bagi pembelian barang. 

          Dalam perdagangan dikenal istilah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan dalam pengukuran laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK). Salah satu masalah makro ekonomi yang sangat penting dan hampir ditemukan pada setiap negara di dunia, yaitu Inflasi. Mengingat pentingnya Inflasi dalam suatu perekonomian menjadi penting bagi para pengambil kebijakan makro ekonomi. Tentunya kita pernah merasakan harga barang dan jasa cenderung terus meningkat dalam produk tertentu, seperti sekarang ini.

1.2 Rumusan Masalah
          1. Apakah yang dimaksud dengan indeks harga?
     2. Apakah yang dimaksud dengan angka indeks?
     3. Apa tujuan dari pembuatan angka indeks?
     4. Apakah yang dimaksud dengan inflasi?
     5. Apa sajakah penyebab inflasi?
     6. Apa saja jenis-jenis indeks harga dan inflasi?
     7. Bagaimanakah dampak dan cara mengendalikan inflasi?
     8. Apakah yang dimaksud dengan deflasi, devaluasi, depresiasi,
          revaluasi, dan apresiasi?

     1.3 Tujuan Penulisan
         1. Untuk mengetahui pengertian indeks harga dan inflasi.
2. Untuk mengetahui  jenis-jenis, penyebab, teori,dampak, dan cara mengendalikan inflasi.
3. Untuk mengetahui pengertian deflasi, devaluasi, depresiasi, revaluasi, dan apresiasi.

     1.4 Landasan Teori
 Indeks Harga adalah bilangan indeks yang menggabungkan beberapa macam deret
harga menjadi suatu deret yang mencerminkan taraf harga rata rata. Metode      perhitungan indeks harga dengan cara sederhana diperoleh dengan cara menjumlahkan harga barang dan jasa setiap tahun dibagi dengan harga pada tahun dasar dikalikan 100.

Salah satu peran Indeks Harga yaitu sebagai petunjuk atau barometer kondisi ekonomi umum. Yang perlu diperhatikan dalam perhitungan angka indeks diantaranya perumusan tentang tujuan penyusunan angka indeks dan sumber dan syarat perbandingan data.

Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta faktor-faktor produksi secara terus-menerus.Sebab sebab timbulnya inflasi yaitu karena adanya pemanfaatan sumber daya yang telah mencapai tingkat maksimun tidak dapat ditingkatkan secepatnya untuk mengimbangi permintaan yang semakin meningkat atau bertambah.

Menurut Boediono, inflasi dapat dibedakan menjadi inflasi 30% pertahun, Inflasi berat, dan Hiperinflasi. Dampak inflasi diantaranya adalah menurunnya kualitas ekonomi dan menurunnya nilai mata uang negara. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengatur jumlah uang yang beredar agar sesuai dengan kebutuhan negara dan masyarakat.

1.5 Peta Konsep
peta konsep.png





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Indeks Harga
     2.1.1 Pengertian Indeks Harga
          Indeks harga adalah angka yang di harapkan dapat di pakai untuk menunjukkan perubahan mengenai harga-harga, baik harga untuk semacam maupun beberapa macam barang dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan.Indeks harga sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak, baik perusahaan, pemerintah, maupun akademisi sehingga Indeks harga  memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian, seperti sebagai petunjuk kondisi perekonomian secara umum atau digunakan sebagai pedoman bagi pembelian barang. Dalam perdagangan dikenal istilah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan dalam pengukuran laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK).Indeks harga biasa digunakan untuk mengetahui ukuran perubahan variabel-variabel ekonomi sebagai barometer keadaan perekonomian, memberi gambaran yang tepat mengenai kecenderungan perdagangan dan kemakmuran.

2.1.2 Penyusunan Angka Indeks
A. Perumusan Penyusunan Angka Indeks
Langkah pertama sebelum mengumpulkan data pengukuran adalah merumuskan apa yang akan diukur dan bagaimana pengukuran dilaksanakan. Perumusan tersebut akan menenetukan data macam apa yang harus kita kumpulkan untuk keperluan penyusunan indeks. Tujuan penyusunan angka indeks adalah mengukur perubahan atau melakukan perbandingan antara variabel ekonomi dan sosial. 

               B. Sumber Perbandingan Data
Dalam menyusun Indeks harga dalam periode tertentu,
kita membutuhkan data tentang harga barang pada tahun-tahun periode yang bersangkutan, baik jumlah produksi maupun harga barang yang dinyatakan dalam satuan yang sama. Misalnya sebagai berikut.
1. Penyusunan indeks biaya hidup membutuhkan data  
Tentang harga ecerean dari bahan makanan, sewa rumah, pakaian, transport, biaya pengobatan, dan sebagainya yang merupakan biaya pengeluaran konsumen.
                2. Penyusunan indeks harga perdagangan besar harus menggunakan harga produsen barang yang bersangkutan.  

            C.Syarat-syarat Perbandingan Sebuat Data pada penyusunan Indeks Harga
1. Tiap jenis barang harus memiliki kualitas yang kurang lebih sama selama periode perbandingan. Jika kualitas barang yang dipakai menyusun indeks harga tidak sama, ada kemungkinan kenaikan atau penurunan harga disebabkan oleh perubahan kualitas, bukan oleh perubahan harga.

2. Data berasal dari satu sumber. Data dari beberapa sumber sukar memenuhi syarat perbandingan karena metode pengumpulan dan penyusunannyamungkin berbeda. Selain itu, perumusan yang berbeda mengenai istilah dapat menghasilkan angka yang berbeda pula.

3. Bahan makanan yang harus dicari ialah jenis bahan makanan yang benar-benar representatif bagi konsumen. Kita tidak mungkin menyertakan semua jenis bahan makanan yang ada

          D. Pemilihan Periode Dasar
Beberapa pegangan dalam memilih tahun dasar. Pegangan itu antara lain sebagai berikut.

1. Tahun yang digunakan hendaknya tahun atau waktu dasar yang normal, dengan keadaan perekonomiannya relatif stabil. Waktu dasar normal adalah jangka waktu yang tidak dipengaruhi oleh (naik turunnya) variabel yang sedang dihadapi. Misalnya, masa perang, banjir, masa inflasi, dan wabah penyakit yang meluas.

2. Jangka waktu hendaknya tidak terlalu pendek atau terlalu panjang. Orang jarang menggunakan jangka waktu yang terlalu pendek dan terlalu panjang, bahkan tidak pernah menggunakan waktu dasar yang lamanya satu minggu atau sebulan. Jangka waktu yang digunakan dalma dunia perekonomian adalah selama setahun.

3. Tahun dasar atau waktu dasar hendaknya tidak diambil terlampau jauh lewat ke masa silam karena keadaan selama masa-masa yang jauh lewat sangan berbeda. Jadi, pengambilan tahun dasar yang terlalu jauh masa silam mengakibatkan ketikadpuasan pada hasil penyelidikan

          E. Pemilihan Timbangan (Weight)
Pada dasarnya, timbangan mencerminkan betapa pentingnya suatu angka relatif terhadap angka lain. Angka indeks kurang berguna bagi pengukuran perubahan ataupun alat perbandingan apabila tanpa timbangan.

2.1.3 Jenis-jenis Indeks Harga

               A. Indeks harga konsumen (IHK
Angka yang menggambarkan perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung dianggap mewakili belanja konsumen, kelompok barang yang dihitung bisa berubah-ubah disesuaikan dengan pola konsimsi aktual masyarakat.

          B.Indeks harga produsen (IHP)

Perbandingan perubahan barang dan jasa yang dibeli oleh produsen pada waktu tertentu, yang dibeli oleh produsen meliputi bahan mentah dan bahan setengah jadi. Perbedaannya dengan IHK adalah kalau IHP mengukur tingkat harga pada awal sistem distribusi, IHK mengukur harga langsung yang dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran. Indeks harga produsen biasa disebut juga indeks harga grosir (wholesale price index).

          C. Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh petani.
Indeks harga barang-barang yang dibayar oleh petani baik untuk biaya hidup maupun  untuk biaya proses produksi, apabila dalam menghitung indeks dimasukkan unsur jumlah biaya hipotek, pajak, upah pekerja yang dibayar oleh petani, indeks yang diperoleh disebut indeks paritas.

          D. Indeks Harga Perdagangan Besar
Indeks yang mengggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah. Indeks harga yang mengukur perubahan harga barang mentah dan barang jadi di pasar.

          E.  Indeks Harga Saham
Indeks harga yang mengukur perubahan harga saham di pasar modal. Meliputi Indeks Harga Saham Individual (IHSI) dan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

2.1.4 Ciri-Ciri Indeks Harga
1.Penetapan Indeks harga didaarkan pada hasil pengumpulan data dari sumber yang relevan
2. Indeks harga ditetapkan tidak dari seluruh barang atau populasi melainkan dari sampel
3. Indeks harga ditetapkan dalam bentuk angka
4.Penetapan tahun dasar didasarkan situasi normal atau kondisi ekonomi stabil

2.1.5 Tujuan Perhitungan Indeks Harga
               1. Sebagai Gambaran daya tukar petani
2.  Petunjuk untuk mengukur perkembangan ekonomi secara umum
               3. Pedoman melakukan perbandingan dari waktu ke waktu
4. Gambaran perkembangan perdagangan pada periode tertentu
5. Dasar penetapan dan pengubahan gaji Dasar menetapkan kebijakan ekonomi pemerintah dan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia

2.1.6 Metode penghitungan Indeks Harga

                          

A. Indeks Harga Agregatif Tidak Tertimbang

Pada perhitungan indeks harga agregatif tidak tertimbang, keseluruhan harga dalam tahun tertentu dinyatakan sebagai presentase dari keseluruhan harga komoditi dalam setahun. Indeks harga itu membandingkan perubahan harga rata-rata pada tahun tertentu terhadap harga pada tahun-tahun sebelumnya yang diambil sebagai tahun dasar. metode agregatif tidak tertimbang memiliki kelebihan karena kemudahan dalam pemakaiannya, namun metode itu memiliki dua kekurangan yang membuatnya kurang memuaskan.

Metode ini tidak memperhitungkan arti penting secara relatif berbagai komoditi, sehingga barang-barang kebutuhan pokok memiliki bobot yang sama dengan barang yang lain. Padahal perubahan harga barang-barang kebutuhan pokok akan direspon lebih oleh konsumen dibandingkan dengan barang-barang lain.

Rumus perhitungan indeks harga agregatif tidak tertimbang





Keterangan:
IA = Indeks agregatif sederhana
Pn = Harga tahun tertentu
P0 = Harga tahun dasar= Penjumlahan

     B. Indeks Harga Agregatif Tertimbang
Berbeda dengan indeks harga tidak tertimbang, indeks harga
Agretatif tertimbang menggunakan timbangan dalam
perhitungannya. Setidaknya ada 3 macam metode dalam
perhitungan indeks ini yaitu metode laspeyres, metode
paasche dan metode tahun khas.

1. Metode Laspeyres menggunakan jumlah (kuantitas) barang pada tahun dasar sebagai timbangan terhadap harga. Jumlah (kuantitas) barang merupakan faktor pengali untuk harga-harga barang yang indeksnya sedang dicari. Cara itu dipakai untuk mengetahui perubahan harga dengan menganggap kuantitas barang tidak berubah dari tahun ke tahun sejak tahun dasar. Pada metode itu, pengaruh perubahan kuantitas barang ditiadakan.
                     Rumus untuk menghitung indeks Laspeyres
                     

                     Keterangan:
                               IL = Indeks Laspeyres yang sedang dicari
Pn = Harga-harga pada tahun tertentu
P0 = Harga-harga pada tahun dasar
                     Q0 = Banyak barang pada tahun dasar

2.2   Inflasi
         2.2.1 Pengertian Inflasi
     Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum batang-barang secara terus-menerus. Ini tidak bearti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu nik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum batang secara terus – menerus selama satu periode tertentu.

         2.2.2  Penyebab Inflasi
A. Tarikan permintaan (Demand pull inflation)
Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap produksi menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand pull inflation.

B. Desakan biaya (Cost push inflation)
Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.

2.2.3 Jenis-Jenis Inflasi

A. Jenis Inflasi Menurut Sifatnya
Laju Inflasi dapat berbeda antara satu negara dengan negara lain atau dalam satu negara dalam waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju inflasi maka dapta dibagi ke dalam tiga kategori yaitu

1. Inflasi ringan (creeping inflation)
Ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecit serta dalam jangka yang relatif lama.

2. Inflasi menengah (galloping inflation)
Ditandai dengan kenaikanharga yang cukup besar dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai siat akselarasi (harga dalam waktu mingguan atau bulanan) efeknya terhadap perekonomian lebih besar dari pada inflasi yang merayap (creeping inflation)

3. Inflasi berat (hyper inflation)
Inflasi yang paling parah akibatnya harga – harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang sebab nilai uang merosot dengan tajam seingga ingin ditukarkan dengan uang sehingga perputaran uang semakin cepat dan harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apa bila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja yang dibelanjakan dan ditutupi dengan mencetak uang.

B. Jenis Inflasi Menurut Sebabnya
1. Demand-pull inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan pemintaan total (agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total disamping kenaikan harga dapt juga menaikkan hasil produksi (output).

          2. Cost-push inflation
Berbeda dengan demand-pull inflation, cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi, inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini dapat timbul karena beberapa factor diantaranya

C. Jenis inflasi Berdasarkan penyebab kenaikan  harga
1.  Inflasi Tarikan Permintaan
kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh pertambahan pengeluaran yang besar yang tidak dapat dipenuhi oleh kemampuan memproduksi yang tersedia.

2. Inflasi Desakan Biaya
Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan dalam biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah.

3. Inflasi Diimpor
kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan harga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri.

     2.2.4 Teori Inflasi
           A. Teori Kuantitas.
               Teori kuantitas menyatakan bahwa inflasi sangat
dipengaruhi oleh uang beredar. Berangkat dari teori Irving Fisher, dengan menganggap kecepatan sirkulasi transaksi dan output tetap, maka jumlah uang beredar berhubungan langsung dengan kenaikan harga. Sehingga, semakin besar pertumbuhan jumlah uang beredar akan menyebabkan inflasi yang semakin besar pula dengan tingkat yang sama.

       B. Teori Keynes.
Inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya (secara ekonomis).Proses inflasi ini terjadi sebagai proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut Misalnya, pemerintah pemerintah menjalankan defisit anggaran yang dibiayai melalui pencetakan uang baru.

C. Teori Strukturalis.
Teori ini memberikan tekanan pada kekakuan
dan struktur perekonomian seperti yang terjadi di negara-negara berkembang. Kekakuan yang terjadi di negara-negara berkembang. berasal dari ketidakelastisan dari penawaran barang dan jasa.

Dengan tingkat teknologi yang rendah, penawaran tidak dapat mengimbangi cepatnya pertumbuhan permintaan, misalnya akibat dari pertumbuhan penduduk yang cepat, di negara-negara berkembang. Ketidakseimbangan ini pada akhirnya akan menaikkan harga-harga dan menimbulkan inflasi

.

2.2.5 Efek Yang ditimbulkan dari Inflasi
A. Efek terhadap Pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh endapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya seorang yang memperoleh pendapatan tetap Rp. 500.000,00 per tahun sedang laju inflasi sebesar 10%, akan menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut, yakni Rp. 50.000,00.

B. Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan alokasi factor produksi menjadi tidak efisien.

C. Efek terhadap Output (Output Effects)
Dalam menganalisa kedua efek diatas (Equity dan Efficiency Effects) digunakan suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.

2.2.6 Dampak Inflasi
A. Bagi pemilik pendapatan tetap dan tidak tetap
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, di tahun 2003 atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

B. Bagi para penabung
Inflasi menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang tabungan menghasilkan bunga, tetapi jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap menurun. Jika orang tidak menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang karena untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyaraka

C. Bagi debitur dan kreditur
Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

D. Bagi produsen
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan Jika pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Jika hal ini terjadi, produsen terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, jika inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen dapat menghentikan produksinya untuk sementara waktu, bahkan jika tidak sanggup mengikuti laju inflasi, dapat gulung tikar (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

E.  Bagi perekonomian nasional    
1. Investasi berkurang
2. Mendorong tingkat bunga.
3. Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif.
4. Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan
5. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi pada masa yang akan datang.
6. Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang
7. Menimbulkan defisit neraca pembayaran.
8. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

2.2.7 Cara-cara Mengatasi Inflasi
A. Kebijakan Moneter
1. Politik Diskonto (discount policy)
Politik bank sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank daripada menjalankan investasi.

2.  Politik Pasar Terbuka (open market policy)
Dijalankan dengan membeli dan menjual surat-surat berharga. Dengan menjual suratsurat berharga diharapkan uang akan tersedot dari masyarakat.

3.  Politik Persediaan Kas (cash ratio policy)
Politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan persentase persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas, diharapkan jumlah kredit akan berkurang.

4. Pengawasan kredit secara selektif.

B. Kebijakan Fiskal
Yang diatur dalam kebijakan fiskal adalah
1.  Pengaturan pengeluaran pemerintah (APBN) dan
2.  Peningkatan tarif/pajak.

C.  Kebijakan Nonmoneter
Kebijakan nonmoneter yang mengatur hal-hal berikut:
1. Peningkatan produksi.
2. Kebijakan upah.
3. Pengawasan harga.

2.2.8 Metode Perhitungan Inflasi
Untuk menghitung besarnya laju inflasi dapat digunakan Indeks Harga, sebagai berikut.
Laju inflasi = x 100%

Keterangan:
IHt = Indeks Harga tahun tertentu (dihitung)
IHt–1 = Indeks Harga tahun sebelumnya

Contoh soal:
Diketahui, Indeks Harga Konsumen bulan Maret 2005 = 150,65
Indeks Harga Konsumen bulan Februari 2005 = 145,15
Besarnya laju inflasi bulan Maret 2005 adalah:
Jawab:
Laju Inflasi =150,65 – 145,15 x 100%
                         =145,15
    = 3,79% Termasuk inflasi ringan.

2.3 Istilah Masalah Perekonomian
1. Deflasi
Suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah.[1] Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga.
2. Devaluasi
Menurunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi, biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah.
3. Revaluasi
Meningkatnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi, maka pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah revaluasi lebih sering dikaitkan dengan meningkatnya nilai uang suatu negara terhadap nilai mata uang asing. Revaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah.
4.   Apresiasi
Menguatnya nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang tertentu lainnya. Kenaikan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang asing yang terjadi di pasar uang.
5.   Depresiasi
Penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.

.
 BAB III
PENUTUP

     3.1 Kesimpulan
Angka indeks adalah sebuah rasio yang umumnya dinyatakan   dalam persentase yang mengukur satu variabel pada suatu waktu atau lokasi tertentu relatif terhadap besarnya variabel yang sama atau lokasi lainnya. Dalam penyusunan angka indeks, hal-hal yang harus diperhatikan yaitu tujuan penyusunan angka indeks, sumber dan syarat perbandingan data, pemilihan periode dasar, dan pemilihan timbangan. Perhitungan indeks harga dibagi menjadi dua yaitu, indeks harga agregatif tidak tertimbang dan indeks harga agregatif tertimbang.
Inflasi adalah naiknya harga-harga yang bersumber dari terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang. Inflasi dapat dibedakan berdasarkan menjadi beberapa jenis. Berdasarkan tingkat keparahan, terdapat inflasi ringan, inflasi sedang, inflasi berat dan inflasi sangat berat. Berdasarkan penyebab, terdapat Demmand-pull inflation dan cost-push inflation. Berdasarkan asal terdapat imported inflation dan inflasi dalam negeri.

     3.2 Saran
Sarannya kepada pemerintah untuk menstabilkan efisiensi ekonomi tanpa harus menyebabkan ketidaksetimbangan indeks harga di masyarakat dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam mengurangi dampak negatif inflasi hendaknya dapat dijalankan sebagaimana mestinya dan mendapatkan partisipasi aktif oleh masyarakat.



Daftar Pustaka
Buku ekonomi kelas 11 kurikulum 2013, Modul ekonomi labkom SMAN 34 Jakarta.  
Ekonomi EKSIS untuk SMA/MA Semester Genap. Bandung: Citra Pustaka.
Boediono. Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2001.

Comments

Popular posts from this blog

Kain Songket

Cerita Tentang Kacamata

Apa itu Jurnalisme Investigasi?