Indeks Harga dan Inflasi
Ini tugas ekonomi kelas 11.
Sekalian deh ya ini contoh bagaimana membuat makalah yang benar hehe jadi ada kata pengantar, daftar isi sama penutupnya juga. harusnya ada covernya dulu sebelum daftar isi ya.
Tapi pas di copy paste jadi berantakan bgt gitu apalagi kalo buka di hp. daftar isinya... beh ancwur. pas aku cek kebawah-bawah banyak yg berantakan dan jadi ga rapi paragrafnya.
jadi bukanya via web ya gengs
Sekalian deh ya ini contoh bagaimana membuat makalah yang benar hehe jadi ada kata pengantar, daftar isi sama penutupnya juga. harusnya ada covernya dulu sebelum daftar isi ya.
Tapi pas di copy paste jadi berantakan bgt gitu apalagi kalo buka di hp. daftar isinya... beh ancwur. pas aku cek kebawah-bawah banyak yg berantakan dan jadi ga rapi paragrafnya.
jadi bukanya via web ya gengs
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas Ekonomi kelas 11 semester 2. Penulis
ucapkan terimakasih kepada bapak Tri Wahono selaku guru Ekonomi kelas 11 MIA 4
yang telah membimbing penulis dengan sabar serta telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini,
masih banyak kekurangannya baik dalam teknis penulisan atau materi
pembelajaran. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
Bapak Tri Wahono dan para pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Makalah ini disusun
berdasarkan pembahasan pokok tentang indeks harga dan inflasi.
Dengan selesainya makalah ini,
pembaca diharapkan mampu memahami tentang indeks harga dan inflasi sebagai
salah satu bagian dari laju pertumbuhan ekonomi. Pembaca juga diharapkan mampu
mengambil nilai-nilai ekonomi yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
dijadikan bahan pembelajaran yang mudah dimengerti dan dipahami bagi para
pembaca.
Jakarta, Januari 2015
Rifayusya
Rifa Yusya Adilah
Daftar Isi
Judul........................................................................................................
i
Kata
pengantar........................................................................................
ii
Daftar
Isi.................................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah..............................................................
1
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................
2
1.3 Tujuan
Penulisan.......................................................................... 2
1.4
Landasan Teori.............................................................................
2
1.5 Peta
Konsep ................................................................................
3
BAB
2.PEMBAHASAN
2.1 Indeks
Harga
2.1.1 Pengertian Indeks
Harga...................................................... 4
2.1.2 Penyusunan Angka Indeks...................................................
4
2.1.3 Jenis-jenis Indeks
Harga...................................................... 7
2.1.4 Ciri-Ciri Indeks
Harga........................................................... 8
2.1.5 Tujuan Perhitungan Indeks Harga........................................ 8
2.1.6 Metode penghitungan
Indeks Harga.................................... 9
2.2 Inflasi
2.2.1 Pengertian
Inflasi.................................................................11
2.2.2
Penyebab Inflasi................................................................
11
2.2.3 Jenis-Jenis
Inflasi............................................................... 11
2.2.4 Teori
Inflasi......................................................................... 13
2.2.5 Efek Yang ditimbulkan dari
Inflasi.....................................
14
2.2.6
Dampak Inflasi................................................................... 15
2.2.7
Cara-cara Mengatasi Inflasi.............................................. 16
2.2.8 Metode Perhitungan Inflasi................................................ 17
2.3 Istilah Masalah
Perekonomian................................................... 17
BAB 3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan...........................................................................
19
3.2 Saran....................................................................................
19
Daftar Pustaka...................................................................................
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Suatu perekonomian selalu mengalami
kemajuan dan kemundurun dari waktu ke waktu.Disuatu saat produksi meningkat,
tetapi disaat lain menurun.Begitu pula dengan keuntungan perusahaan, harga
barang, biaya hidup dan pendapatan
nasional. Untuk melakukan perbandingan antara variabel yang sama dalam dua
waktu yang berbeda diperlukan sebuah angka indeks. Melalui angka indeks kita
dapat mengetahui maju mundurnya suatu usaha atau kegiatan, naik turunnya
pendapatan dan naik turunnya harga.
Indeks harga adalah angka yang di harapkan
dapat di pakai untuk menunjukkan perubahan mengenai harga-harga,baik harga
untuk semacam maupun beberapa macam barang dalam waktu dan tempat yang sama
atau berlainan.Indeks harga sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak, baik
perusahaan, pemerintah, maupun akademisi sehingga Indeks harga memiliki
peranan yang sangat penting dalam perekonomian, seperti sebagai petunjuk
kondisi perekonomian secara umum atau digunakan sebagai pedoman bagi pembelian
barang.
Dalam perdagangan dikenal istilah Indeks
Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan dalam pengukuran laju inflasi Indeks Harga
Konsumen (IHK). Salah satu masalah makro ekonomi yang sangat penting dan
hampir ditemukan pada setiap negara di dunia, yaitu Inflasi. Mengingat
pentingnya Inflasi dalam suatu perekonomian menjadi penting bagi para pengambil
kebijakan makro ekonomi. Tentunya kita pernah merasakan harga barang dan jasa
cenderung terus meningkat dalam produk tertentu, seperti sekarang ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan indeks harga?
2. Apakah yang dimaksud dengan angka
indeks?
3. Apa tujuan dari pembuatan angka
indeks?
4. Apakah yang dimaksud dengan
inflasi?
5. Apa sajakah penyebab inflasi?
6. Apa saja jenis-jenis indeks harga dan
inflasi?
7. Bagaimanakah dampak dan cara
mengendalikan inflasi?
8. Apakah
yang dimaksud dengan deflasi, devaluasi, depresiasi,
revaluasi,
dan apresiasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian indeks harga dan
inflasi.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis, penyebab,
teori,dampak, dan cara mengendalikan inflasi.
3. Untuk
mengetahui pengertian deflasi, devaluasi, depresiasi, revaluasi, dan apresiasi.
1.4 Landasan Teori
Indeks Harga adalah bilangan indeks
yang menggabungkan beberapa macam deret
harga menjadi suatu deret yang
mencerminkan taraf harga rata rata. Metode perhitungan indeks harga dengan cara
sederhana diperoleh dengan cara menjumlahkan harga barang dan jasa setiap tahun
dibagi dengan harga pada tahun dasar dikalikan 100.
Salah satu peran Indeks Harga yaitu
sebagai petunjuk atau barometer kondisi ekonomi umum. Yang perlu diperhatikan
dalam perhitungan angka indeks diantaranya perumusan tentang tujuan penyusunan
angka indeks dan sumber dan syarat perbandingan data.
Inflasi adalah gejala kenaikan
tingkat harga umum dari barang atau jasa serta faktor-faktor produksi secara
terus-menerus.Sebab sebab timbulnya inflasi yaitu karena adanya pemanfaatan
sumber daya yang telah mencapai tingkat maksimun tidak dapat ditingkatkan
secepatnya untuk mengimbangi permintaan yang semakin meningkat atau bertambah.
Menurut Boediono, inflasi dapat
dibedakan menjadi inflasi 30% pertahun, Inflasi berat, dan Hiperinflasi. Dampak
inflasi diantaranya adalah menurunnya kualitas ekonomi dan menurunnya nilai
mata uang negara. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengatur jumlah uang yang
beredar agar sesuai dengan kebutuhan negara dan masyarakat.
1.5 Peta Konsep
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Indeks
Harga
2.1.1 Pengertian Indeks Harga
Indeks harga adalah angka yang di
harapkan dapat di pakai untuk menunjukkan perubahan mengenai harga-harga, baik
harga untuk semacam maupun beberapa macam barang dalam waktu dan tempat yang
sama atau berlainan.Indeks harga sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak, baik
perusahaan, pemerintah, maupun akademisi sehingga Indeks harga memiliki
peranan yang sangat penting dalam perekonomian, seperti sebagai petunjuk
kondisi perekonomian secara umum atau digunakan sebagai pedoman bagi pembelian
barang. Dalam perdagangan dikenal istilah Indeks Harga Perdagangan Besar
(IHPB), dan dalam pengukuran laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK).Indeks
harga biasa digunakan untuk mengetahui ukuran perubahan variabel-variabel
ekonomi sebagai barometer keadaan perekonomian, memberi gambaran yang tepat
mengenai kecenderungan perdagangan dan kemakmuran.
2.1.2 Penyusunan Angka Indeks
A. Perumusan Penyusunan Angka Indeks
Langkah pertama sebelum mengumpulkan data
pengukuran adalah merumuskan apa yang akan diukur dan bagaimana pengukuran
dilaksanakan. Perumusan tersebut akan menenetukan data macam apa yang harus
kita kumpulkan untuk keperluan penyusunan indeks. Tujuan
penyusunan angka indeks adalah mengukur perubahan atau melakukan perbandingan
antara variabel ekonomi dan sosial.
B.
Sumber Perbandingan Data
Dalam menyusun Indeks harga dalam periode tertentu,
kita membutuhkan data tentang harga barang pada
tahun-tahun periode yang bersangkutan, baik jumlah produksi maupun harga barang
yang dinyatakan dalam satuan yang sama. Misalnya sebagai berikut.
1. Penyusunan
indeks biaya hidup membutuhkan data
Tentang harga ecerean dari bahan makanan, sewa
rumah, pakaian, transport, biaya pengobatan, dan sebagainya yang merupakan
biaya pengeluaran konsumen.
2.
Penyusunan indeks harga perdagangan besar
harus menggunakan harga produsen barang yang bersangkutan.
C.Syarat-syarat
Perbandingan Sebuat Data pada penyusunan Indeks Harga
1. Tiap jenis barang harus memiliki kualitas
yang kurang lebih sama selama periode perbandingan. Jika kualitas barang yang
dipakai menyusun indeks harga tidak sama, ada kemungkinan kenaikan atau
penurunan harga disebabkan oleh perubahan kualitas, bukan oleh perubahan harga.
2. Data berasal dari satu sumber. Data dari
beberapa sumber sukar memenuhi syarat perbandingan karena metode pengumpulan
dan penyusunannyamungkin berbeda. Selain itu, perumusan yang berbeda mengenai
istilah dapat menghasilkan angka yang berbeda pula.
3. Bahan makanan yang harus dicari ialah jenis
bahan makanan yang benar-benar representatif bagi konsumen. Kita tidak mungkin
menyertakan semua jenis bahan makanan yang ada
D.
Pemilihan Periode Dasar
Beberapa pegangan dalam memilih tahun dasar.
Pegangan itu antara lain sebagai berikut.
1. Tahun yang digunakan hendaknya tahun atau
waktu dasar yang normal, dengan keadaan perekonomiannya relatif stabil. Waktu
dasar normal adalah jangka waktu yang tidak dipengaruhi oleh (naik turunnya)
variabel yang sedang dihadapi. Misalnya, masa perang, banjir, masa inflasi, dan
wabah penyakit yang meluas.
2. Jangka waktu hendaknya tidak terlalu pendek
atau terlalu panjang. Orang jarang menggunakan jangka waktu yang terlalu pendek
dan terlalu panjang, bahkan tidak pernah menggunakan waktu dasar yang lamanya
satu minggu atau sebulan. Jangka waktu yang digunakan dalma dunia perekonomian
adalah selama setahun.
3. Tahun dasar atau waktu dasar hendaknya tidak
diambil terlampau jauh lewat ke masa silam karena keadaan selama masa-masa yang
jauh lewat sangan berbeda. Jadi, pengambilan tahun dasar yang terlalu jauh masa
silam mengakibatkan ketikadpuasan pada hasil penyelidikan
E. Pemilihan
Timbangan (Weight)
Pada dasarnya, timbangan mencerminkan betapa pentingnya
suatu angka relatif terhadap angka lain. Angka indeks kurang berguna bagi
pengukuran perubahan ataupun alat perbandingan apabila tanpa timbangan.
2.1.3 Jenis-jenis Indeks Harga
A. Indeks harga konsumen (IHK
Angka yang menggambarkan perbandingan
perubahan harga barang dan jasa yang dihitung dianggap mewakili belanja
konsumen, kelompok barang yang dihitung bisa berubah-ubah disesuaikan dengan
pola konsimsi aktual masyarakat.
B.Indeks harga produsen (IHP)
Perbandingan perubahan barang dan jasa yang
dibeli oleh produsen pada waktu tertentu, yang dibeli oleh produsen meliputi
bahan mentah dan bahan setengah jadi. Perbedaannya dengan IHK adalah kalau IHP
mengukur tingkat harga pada awal sistem distribusi, IHK mengukur harga langsung
yang dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran. Indeks harga produsen
biasa disebut juga indeks harga grosir (wholesale price index).
C.
Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh petani.
Indeks harga barang-barang yang dibayar
oleh petani baik untuk biaya hidup maupun untuk biaya proses produksi, apabila
dalam menghitung indeks dimasukkan unsur jumlah biaya hipotek, pajak, upah
pekerja yang dibayar oleh petani, indeks yang diperoleh disebut indeks paritas.
D. Indeks Harga Perdagangan Besar
Indeks yang mengggambarkan pergerakan harga
dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah. Indeks harga yang
mengukur perubahan harga barang mentah dan barang jadi di pasar.
E. Indeks Harga Saham
Indeks harga yang mengukur perubahan harga
saham di pasar modal. Meliputi Indeks Harga Saham Individual (IHSI) dan indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG)
2.1.4 Ciri-Ciri Indeks Harga
1.Penetapan Indeks harga didaarkan pada hasil
pengumpulan data dari sumber yang relevan
2. Indeks harga ditetapkan tidak dari
seluruh barang atau populasi melainkan dari sampel
3.
Indeks harga ditetapkan dalam bentuk angka
4.Penetapan
tahun dasar didasarkan situasi normal atau kondisi ekonomi stabil
2.1.5 Tujuan Perhitungan
Indeks Harga
1. Sebagai Gambaran daya tukar
petani
2. Petunjuk untuk mengukur perkembangan ekonomi
secara umum
3. Pedoman melakukan perbandingan
dari waktu ke waktu
4. Gambaran perkembangan perdagangan pada
periode tertentu
5. Dasar penetapan dan pengubahan gaji Dasar
menetapkan kebijakan ekonomi pemerintah dan kebijakan moneter oleh Bank
Indonesia
2.1.6 Metode
penghitungan Indeks Harga
A. Indeks Harga Agregatif
Tidak Tertimbang
Pada perhitungan indeks harga agregatif
tidak tertimbang, keseluruhan harga dalam tahun tertentu dinyatakan sebagai
presentase dari keseluruhan harga komoditi dalam setahun. Indeks harga itu
membandingkan perubahan harga rata-rata pada tahun tertentu terhadap harga pada
tahun-tahun sebelumnya yang diambil sebagai tahun dasar. metode agregatif tidak
tertimbang memiliki kelebihan karena kemudahan dalam pemakaiannya, namun metode
itu memiliki dua kekurangan yang membuatnya kurang memuaskan.
Metode ini tidak memperhitungkan arti
penting secara relatif berbagai komoditi, sehingga barang-barang kebutuhan
pokok memiliki bobot yang sama dengan barang yang lain. Padahal perubahan harga
barang-barang kebutuhan pokok akan direspon lebih oleh konsumen dibandingkan
dengan barang-barang lain.
Rumus perhitungan indeks harga agregatif
tidak tertimbang
Keterangan:
IA = Indeks agregatif sederhana
Pn = Harga tahun tertentu
P0 = Harga tahun dasar= Penjumlahan
B. Indeks Harga Agregatif Tertimbang
Berbeda dengan indeks harga tidak tertimbang,
indeks harga
Agretatif
tertimbang menggunakan timbangan dalam
perhitungannya.
Setidaknya ada 3 macam metode dalam
perhitungan
indeks ini yaitu metode laspeyres,
metode
paasche dan metode tahun khas.
1. Metode Laspeyres menggunakan jumlah (kuantitas)
barang pada tahun dasar sebagai timbangan terhadap harga. Jumlah (kuantitas)
barang merupakan faktor pengali untuk harga-harga barang yang indeksnya sedang
dicari. Cara itu dipakai untuk mengetahui perubahan harga dengan menganggap
kuantitas barang tidak berubah dari tahun ke tahun sejak tahun dasar. Pada
metode itu, pengaruh perubahan kuantitas barang ditiadakan.
Rumus untuk menghitung
indeks Laspeyres
Keterangan:
IL = Indeks
Laspeyres yang sedang dicari
Pn = Harga-harga pada tahun tertentu
P0 = Harga-harga pada tahun dasar
Q0 = Banyak barang pada
tahun dasar
2.2 Inflasi
2.2.1 Pengertian
Inflasi
Inflasi
adalah proses kenaikan harga-harga umum batang-barang secara terus-menerus. Ini
tidak bearti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu nik dengan persentase
yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang
penting terdapat kenaikan harga umum batang secara terus – menerus selama satu
periode tertentu.
2.2.2 Penyebab
Inflasi
A. Tarikan permintaan (Demand pull inflation)
Bertambahnya permintaan terhadap
barang dan jasa menyebabkan bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi.
Meningkatnya permintaan terhadap produksi menyebabkan harga faktor produksi
meningkat.
Jadi, inflasi terjadi karena
kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam
situasi full employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang
berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah
demand pull inflation.
B. Desakan biaya (Cost push inflation)
Inflasi ini terjadi akibat
meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk
(output) yang dihasilkan ikut naik.
2.2.3 Jenis-Jenis Inflasi
A. Jenis Inflasi Menurut Sifatnya
Laju Inflasi dapat berbeda antara
satu negara dengan negara lain atau dalam satu negara dalam waktu yang berbeda.
Atas dasar besarnya laju inflasi maka dapta dibagi ke dalam tiga kategori yaitu
1. Inflasi
ringan (creeping inflation)
Ditandai dengan laju inflasi yang
rendah (kurang dari 10% pertahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat,
dengan persentase yang kecit serta dalam jangka yang relatif lama.
2. Inflasi
menengah (galloping inflation)
Ditandai dengan kenaikanharga yang
cukup besar dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai siat akselarasi
(harga dalam waktu mingguan atau bulanan) efeknya terhadap perekonomian lebih
besar dari pada inflasi yang merayap (creeping inflation)
3. Inflasi
berat (hyper inflation)
Inflasi yang paling parah akibatnya
harga – harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan
untuk menyimpan uang sebab nilai uang merosot dengan tajam seingga ingin
ditukarkan dengan uang sehingga perputaran uang semakin cepat dan harga naik
secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apa bila pemerintah mengalami
defisit anggaran belanja yang dibelanjakan dan ditutupi dengan mencetak uang.
B. Jenis Inflasi Menurut Sebabnya
1. Demand-pull
inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan
pemintaan total (agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam
keadaan hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total disamping
kenaikan harga dapt juga menaikkan hasil produksi (output).
2. Cost-push
inflation
Berbeda dengan demand-pull
inflation, cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta
turunnya produksi. Jadi, inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini
timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total
(aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya
produksi ini dapat timbul karena beberapa factor diantaranya
C. Jenis inflasi Berdasarkan penyebab kenaikan harga
1. Inflasi
Tarikan Permintaan
kenaikan harga-harga yang disebabkan
oleh pertambahan pengeluaran yang besar yang tidak dapat dipenuhi oleh
kemampuan memproduksi yang tersedia.
2. Inflasi
Desakan Biaya
Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan
dalam biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan
upah.
3. Inflasi
Diimpor
kenaikan
harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan harga barang impor yang digunakan
sebagai bahan mentah produksi dalam negeri.
2.2.4 Teori Inflasi
A. Teori
Kuantitas.
Teori
kuantitas menyatakan bahwa inflasi sangat
dipengaruhi oleh uang beredar. Berangkat dari
teori Irving Fisher, dengan menganggap kecepatan sirkulasi transaksi dan output
tetap, maka jumlah uang beredar berhubungan langsung dengan kenaikan harga.
Sehingga, semakin besar pertumbuhan jumlah uang beredar akan menyebabkan
inflasi yang semakin besar pula dengan tingkat yang sama.
B.
Teori Keynes.
Inflasi terjadi karena suatu masyarakat
ingin hidup di luar batas kemampuannya (secara ekonomis).Proses inflasi ini
terjadi sebagai proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok
sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan
oleh masyarakat tersebut Misalnya, pemerintah pemerintah menjalankan defisit
anggaran yang dibiayai melalui pencetakan uang baru.
C.
Teori Strukturalis.
Teori ini memberikan tekanan pada
kekakuan
dan struktur perekonomian seperti yang
terjadi di negara-negara berkembang. Kekakuan yang terjadi di negara-negara
berkembang. berasal dari ketidakelastisan dari penawaran barang dan jasa.
Dengan tingkat teknologi yang rendah,
penawaran tidak dapat mengimbangi cepatnya pertumbuhan permintaan, misalnya
akibat dari pertumbuhan penduduk yang cepat, di negara-negara berkembang.
Ketidakseimbangan ini pada akhirnya akan menaikkan harga-harga dan menimbulkan
inflasi
.
2.2.5 Efek Yang ditimbulkan dari Inflasi
A. Efek
terhadap Pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya
tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya
inflasi. Seseorang yang memperoleh endapatan tetap akan dirugikan oleh adanya
inflasi. Misalnya seorang yang memperoleh pendapatan tetap Rp. 500.000,00 per
tahun sedang laju inflasi sebesar 10%, akan menderita kerugian penurunan
pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut, yakni Rp. 50.000,00.
B. Efek
terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)
Inflasi dapat pula mengubah pola
alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan
permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya
perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan
alokasi factor produksi menjadi tidak efisien.
C. Efek
terhadap Output (Output Effects)
Dalam menganalisa kedua efek diatas
(Equity dan Efficiency Effects) digunakan suatu anggapan bahwa output tetap.
Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi
pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
2.2.6 Dampak Inflasi
A. Bagi pemilik pendapatan tetap dan
tidak tetap
Bagi masyarakat yang memiliki
pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan
pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, di tahun 2003 atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang
pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya,
orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti pengusaha,
tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga dengan pegawai yang bekerja
di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
B. Bagi para penabung
Inflasi menyebabkan orang enggan
untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang tabungan
menghasilkan bunga, tetapi jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap
menurun. Jika orang tidak menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit
berkembang karena untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang
diperoleh dari tabungan masyaraka
C. Bagi debitur dan kreditur
Bagi orang yang meminjam uang kepada
bank (debitur), inflasi menguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepada
kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya,
kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai
uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
D. Bagi produsen
Bagi produsen, inflasi dapat
menguntungkan Jika pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan
biaya produksi. Jika hal ini terjadi, produsen terdorong untuk melipatgandakan
produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, jika inflasi
menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen,
produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen dapat menghentikan
produksinya untuk sementara waktu, bahkan jika tidak sanggup mengikuti laju
inflasi, dapat gulung tikar (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
E.
Bagi perekonomian nasional
1. Investasi berkurang
2. Mendorong tingkat bunga.
3. Mendorong penanam modal yang
bersifat spekulatif.
4. Menimbulkan kegagalan pelaksanaan
pembangunan
5. Menimbulkan ketidakpastian
keadaan ekonomi pada masa yang akan datang.
6. Menyebabkan daya saing produk
nasional berkurang
7. Menimbulkan defisit neraca
pembayaran.
8. Merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat.
2.2.7 Cara-cara Mengatasi Inflasi
A. Kebijakan Moneter
1. Politik Diskonto (discount
policy)
Politik bank sentral untuk memengaruhi peredaran uang
dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat
bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang karena
orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank daripada menjalankan
investasi.
2.
Politik Pasar Terbuka (open market policy)
Dijalankan dengan membeli dan menjual surat-surat
berharga. Dengan menjual suratsurat berharga diharapkan uang akan tersedot dari
masyarakat.
3.
Politik Persediaan Kas (cash ratio policy)
Politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang
dengan jalan menaikkan dan menurunkan persentase persediaan kas dari bank.
Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas, diharapkan jumlah kredit akan
berkurang.
4. Pengawasan kredit secara
selektif.
B. Kebijakan Fiskal
Yang diatur dalam kebijakan fiskal
adalah
1. Pengaturan pengeluaran pemerintah (APBN) dan
2. Peningkatan tarif/pajak.
C. Kebijakan Nonmoneter
Kebijakan nonmoneter yang mengatur hal-hal
berikut:
1. Peningkatan produksi.
2. Kebijakan upah.
3. Pengawasan harga.
2.2.8 Metode Perhitungan Inflasi
Untuk menghitung besarnya laju
inflasi dapat digunakan Indeks Harga, sebagai berikut.
Laju inflasi = x 100%
Keterangan:
IHt = Indeks Harga tahun tertentu
(dihitung)
IHt–1 = Indeks Harga tahun
sebelumnya
Contoh soal:
Diketahui, Indeks Harga Konsumen
bulan Maret 2005 = 150,65
Indeks Harga Konsumen bulan Februari
2005 = 145,15
Besarnya laju inflasi bulan Maret
2005 adalah:
Jawab:
Laju Inflasi =150,65 – 145,15 x 100%
=145,15
= 3,79% Termasuk inflasi ringan.
2.3 Istilah Masalah
Perekonomian
1. Deflasi
Suatu periode dimana harga-harga
secara umum jatuh dan nilai uang bertambah.[1] Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang
beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang
beredar. Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat
suku bunga.
2. Devaluasi
Menurunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal
tersebut terjadi, biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang
dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan
menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi
juga merujuk kepada kebijakan pemerintah.
3. Revaluasi
Meningkatnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal
tersebut terjadi, maka pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang
dalam negeri tetap stabil. Istilah revaluasi lebih sering dikaitkan dengan
meningkatnya nilai uang suatu negara terhadap nilai mata uang asing. Revaluasi
juga merujuk kepada kebijakan pemerintah.
4. Apresiasi
Menguatnya nilai tukar suatu mata uang terhadap mata
uang tertentu lainnya. Kenaikan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang
asing yang terjadi di pasar uang.
5. Depresiasi
Penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.
.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Angka indeks adalah sebuah rasio yang umumnya
dinyatakan dalam persentase yang
mengukur satu variabel pada suatu waktu atau lokasi tertentu relatif terhadap
besarnya variabel yang sama atau lokasi lainnya. Dalam penyusunan angka indeks,
hal-hal yang harus diperhatikan yaitu tujuan penyusunan angka indeks, sumber
dan syarat perbandingan data, pemilihan periode dasar, dan pemilihan timbangan.
Perhitungan indeks harga dibagi menjadi dua yaitu, indeks harga agregatif tidak
tertimbang dan indeks harga agregatif tertimbang.
Inflasi adalah naiknya harga-harga yang bersumber dari
terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang. Inflasi dapat dibedakan
berdasarkan menjadi beberapa jenis. Berdasarkan tingkat keparahan, terdapat
inflasi ringan, inflasi sedang, inflasi berat dan inflasi sangat berat.
Berdasarkan penyebab, terdapat Demmand-pull inflation dan cost-push inflation.
Berdasarkan asal terdapat imported inflation dan inflasi dalam negeri.
3.2 Saran
Sarannya kepada pemerintah untuk
menstabilkan efisiensi ekonomi tanpa harus menyebabkan ketidaksetimbangan
indeks harga di masyarakat dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam
mengurangi dampak negatif inflasi hendaknya dapat dijalankan sebagaimana
mestinya dan mendapatkan partisipasi aktif oleh masyarakat.
Daftar
Pustaka
Buku ekonomi kelas 11 kurikulum 2013, Modul
ekonomi labkom SMAN 34 Jakarta.
Ekonomi EKSIS untuk SMA/MA
Semester Genap. Bandung:
Citra Pustaka.
Boediono.
Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2001.
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-inflasi/ http://coki002.wordpress.com/jenis-jenis-indeks-di-bursa-efek-indonesia/
http://guswana.blogspot.com/2009/10/indeks-kuantitas.html http://pandidikan.blogspot.com/2010/05/inflasi-dan-indeks-harga.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Deflasi http://id.wikipedia.org/wiki/Devaluasi http://id.wikipedia.org/wiki/Revaluasi http://id.wikipedia.org/wiki/Depresiasi http://www.academia.edu/7325146/Paper_Statistik
Comments
Post a Comment